Selasa, 28 Desember 2010

Akumulasi Kekayaan Melalui Investasi di Pasar Modal

Akumulasi Kekayaan melalui Investasi di Pasar Modal

Tingkat keuntungan investasi di Pasar Modal dalam jangka waktu 10 terakhir, hampir mencapai 800%. Angka ini tercermin dari pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) dari tahun 2000 ke 2010. IHSG tahun 2000 baru berada pada level sebesar 416. Pada penutupan tahun ini diperkirakan mencapai level 3.600.


Bagaimana caranya agar bisa menikmati tingkat keuntungan tersebut? Anda bisa mencoba Smart Investing atau Cara Cerdas Investasi.

Smart Investing

adalah suatu cara berinvestasi yang sesuai tujuan yang diharapkan serta berdasarkan suatu proses investasi yang baik dan bertanggung jawab. Bukan sekedar mengikuti tren ataupun berdasarkan bujuk rayu para penjual produk investasi dengan janji-janji keuntungan yang sangat fantastis.


Menurut Benjamin Graham dalam bukunya, The Intelligent Investor; Investasi adalah suatu kegiatan analisa menyeluruh dan mendalam dengan tujuan menjaga keamanan dana pokok serta memberikan keuntungan maksimal. Sedangkan tindakan yang tidak memenuhi persyaratan itu berarti spekulasi.

Untuk mencapai kondisi tersebut, investor harus memahami beberapa hal. Pertama, perencanaan keuangan pribadi. Kedua, jenis-jenis Investasi yang dapat dimanfaatkan. Ketiga, pertimbangan-pertimbangan yang harus dilakukan sebelum melakukan investasi.


Perencanaan Keuangan Pribadi.


Perencanaan keuangan pribadi adalah suatu proses perencanaan mengenai cara mengelola keuanganan pribadi atau keluarga bagi keperluan keuangan saat ini dan masa depan, terutama di masa pensiun. Ini diperlukan agar tingkat kehidupan kita pada saat bekerja atau pada masa produktif tidak turun tajam saat pensiun, minimal sama seperti saat kita bekerja.


Orang bijak mengatakan, jika kita gagal membuat suatu rencana maka kita merencanakan untuk gagal. Maka mulai saat ini kita harus mau dan mampu merencanakan keuangan kita sendiri.


Dalam buku Personal Finance Edisi-7, karangan Kapoor – Dlabay – Hughes, terbitan McGraw – Hill, proses finansial planing atau perencanaa keuangan adalah sebagai berikut:

Langkah 1: Menetapkan situasi keuangan saat ini, seperti pendapatan regular atau tetap, tabungan, biaya hidup, jumlah utang, dan buatlah daftar aset atau utang yang dimiliki.

Langkah 2: Membangun tujuan keuangan pribadi. Kita harus dapat menentukan secara jelas apa tujuan keuangan pribadi yang kita inginkan. Orang lain dapat saja memberikan saran tentang hal tersebut, tetapi kita sendiri yang harus menentukan tujuan keuangan yang kita cita-citakan.

Langkah 3: Identifikasi alternatif-alternatif sebelum membuat keputusan, apakah jumlah dana yang kita sisihkan untuk tabungan atau investasi masih mencukupi, apakah harus menambah jumlah dana tersebut, atau apakah sebaiknya melunasi utang kartu kredit?

Langkah 4: Lakukan evaluasi terhadap alternatif keputusan yang diambil. Setelah mengambil keputusan tersebut maka kita juga dapat mempertimbangkan gaya hidup, personal value, dan situasi ekonomi, karena konsekuensi dari pilihan yang diambil memiliki opportunity cost tersendiri. Disamping itu, evaluasi risiko yang akan timbul karena ketidakpastian adalah bagian yang tak terpisahkan dari pilihan keputusan yang diambil.

Langkah 5: Buat dan laksanakan rencana keuangan tersebut. Untuk melaksanakannya mungkin kita membutuhkan agen asuransi untuk membeli asuransi kerugian, asuransi jiwa dan asuransi kesehatan, serta broker investasi untuk membeli saham, obligasi atau reksa dana.

Langkah 6: Periksa dan perbaiki rencana keuangan yang telah diambil. Perencanaan keuangan ini adalah suatu proses yang dinamis yang tidak selesai pada saat kita tetapkan, tetapi harus diperiksa secara reguler, setidaknya setahun sekali.


Mengapa Harus?


Bila kita lihat evolusi siklus hidup genarasi terdahulu dengan generasi kita sekarang m

aka terlihat bahwa sikus hidup secara sederhana dilalui dengan tiga tahapan, yaitu pertama saat kita menempuh pendidikan, kedua masa bekerja, dan ketiga waktu pensiun.


Siklus ini menggambarkan masa pendidikan generasi sekarang relatif lebih panjang, karena mereka harus memiliki jenjang pendidikan minimal Sarjana S1, bahkan Sarjana S2 untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dan mampu bersaing, tetapi masa kerjanya relatif lebih singkat dibandingkan generasi terdahulu. Sebab, generasi terdahulu harus bekerja agar dapat tetap hidup. Kecuali itu waktu pensiun generasi terdahulu lebih pendek karena harapan hidupnya lebih singkat.


Pada pensiun nanti, mungkin kita masih bisa mendapatkan sumber penghasilan dari keluarga, pemerintah (PNS, TNI/POLRI), maupun perusahaan (sektor swasta yang mengikutsertakan pegawainya dalamprogram pensiun). Tetapi apakah kita bisa mengandalkan mereka untuk menjamin kehidupan nanti? Jawabannya bisa ‘ya’, bisa pula ‘tidak’. Hanya pribadi kita sendiri yang dapat diandalkan untuk menjamin tingkat kehidupan nanti dan yang sesuai selera.


Perencanaan keuangan yang baik dan bertanggung jawab bukanlah yang mencari produk-produk investasi yang canggih ataupun mengikuti model-model investasi dengan menggunakan rumus-rumus yang dahsyat, bahkan ajaib, tapi melaksanakannya secara simpel, sederhana dan disiplin. Tahapannya adalah; tetapkan terlebih dahulu tujuan investasi kita; lindungi pribadi dan keluarga dari peristiwa yang tidak diharapkan; pastikan strategi investasi sesuai tujuan.


Metapkan tujuan investasi, misalnya, ingin memiliki rumah sendiri, rumah yang lebih besar, villa dengan pemandangan laut lepas, dapat memasukan anak-anak di sekolah unggulan, bahkan di luar negeri atau ingin tetap memiliki sumber pengahasilan yang mencukupi bila pensiun nanti.

Setelah menetapkan tujuan investasi maka tentukan harganya dan jangka waktunya. Ingat Inflasi, karena harga-harga hari ini akan naik tajam di

masa depan.


Lindungi pribadi dan keluarga dari dari peristiwa yang tidak diharapkan, maksudnya melindungi diri kita beserta keluarga dan harta-harta yang kita miliki dari hal-hal yang tidak terduga. Maka sediakan cadangan uang tunai untuk keperluan mendadak atau bila kita dapat suatu kesempatan investasi yang benar-benar baik dan menguntungkan.


Bagaimana dengan strategi Investasi? Dalam hal ini, bayarlah investasi kita terlebih dahulu (pay yourself first), karena umumnya kita akan sangat susah menyisihkan dana untuk keperluan tersebut. Lazimnya, kita ingin berinvestasi setelah selesai membayar seluruh keperluan biaya hidup. Itu akan sangat sulit dilakukan karena kebutuhan biaya hidup akan selalu meningkat, sehingga dana untuk investasi sudah habis untuk keperluan membayar kebutuhan hidup tersebut. Dalam The Proven Financial Planning Concept ditegaskan The 10% rule: pay yourself first (bayarlah diri kita terlebih dahulu sebesar 10% dari pendapatan yang kita terima).


Jangan pula berfikir kita mampu mengalahkan pasar. Teori ini mengatakan beli di harga rendah dan jual di di harga tinggi. Dalam praktiknya, itu memang sangat sulit dilakukan. Yang paling mungkin adalah mengantisipasi kecenderungan harga tersebut. Yang tak kalah penting adalah diversifikasi. Seperti di katakan

Warrant Buffet,

"

Don’t put your eggs in one basket." Jadi, investasi jangan terkonsentrasi pada satu aset atau satu saham saja. Dan, ingat pula bahwa semakin dini kita berinvestasi maka semakin panjang waktu investasi tersebut, sehingga tingkat keuntungannya akan semakin besar.


Jenis-jenis Investasi

Pada dasarnya ada dua pilihan yang dapat diambil oleh investor. Pertama, nonfinansial seperti properti berbentuk tanah, rumah, ruko, rukan, apartmen, dan komoditi seperti emas. Kedua, finansial, yaitu saham seperti, saham Telkom, Bank Mandiri, Antam, PTBA, dan Jasa Marga. Atau obligasi seperti SUN, SUKUK, instrument pasar uang atau tabungan, dll.


Manfaat utama investasi pada instrument finansial adalah memiliki likuiditas yang tinggi, mudah untuk diperjualbelikan, dana yang dibutuhkan relatif kecil untuk diinvestasikan serta komisi atau biaya transaksinya rendah.


Kita tentunya ingat rumus investasi yaitu, high risk, high return. Pada investasi berisiko tinggi, keuntungan yang diharapkan pun lebih tinggi.

Jenis-jenis risiko yang akan dihadapi investor adalah Inflasi, tingkat suku bunga dan risiko likuiditas. P

erubahan kondisi ekonomi juga akan mempengaruhi tingkat kehidupan serta mempengaruhi keputusan keuangan atau investasi..


Pertimbangan Berinvestasi.


Pertimbangan dan faktor-faktor penting yang akan mempengaruhi portofolio atau aset kita yaitu kebutuhan terhadap pendapatan untuk membayar biaya atau gaya hidup, umur kita saat ini, dan tingkat inflasi.


Proses pembuatan Portofolio adalah sebagai berikut: 1)

Tetapkankan tujuan keuangan yang diinginkan, berapa lama untuk mendapatkannya, dan berapa besar risiko yang dapat diterima. 2)

Setelah mempertimbangkan langkah 1, putuskan kombinasi aset investasi tersebut.

Pilihan terhadap saham adalah dengan dengan harapan mendapatkan capital gain sebagai pertambahan dari dana pokok awal investasi, sedangkan obligasi adalah instrumen yang dapat memberikan penghasilan tetap bulanan atau triwulan melalui kupon atau bunga sebagai pemberi penghasilan. 3)

P

aling tidak dalam setahun sekali, periksalah portofolio tersebut apakah bobotnya masih sesuai seperti yang kita tetapkan dari awalnya.


Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan investasi kita harus mengerti betul apa tujuan yang hendak dicapai. Pengalaman mengajarkan banyak yang mengatakan bahwa dia sedang berinvestasi padahal bukan, karena ternyata dia sedang melakukan spekulasi.


Bukan tidak boleh berspekulasi, karena dalam berinvestasi pun ada unsur spekulasinya. Intinya kita harus sadar apa yang sedang kita perbuat. Mulailah berinvestasi sedini mungkin, karena semakin panjang waktu investasi maka hasilnya akan semakin menakjubkan. Tidak perlu menunggu dananya besar, minimal cukup dimulai dengan 10% dari pendapatan yang diterima. Ingat pay yourself first! Paksakan disiplin, sisihkan pendapatan setiap bulan untuk berinvestasi demi terjaminnya masa depan!.


*Dimuat di Koran Investor Daily, edisi Rabu 29 Desember 2010.